arifa.dewi.d's

Diary of A Young Forester

Bambu Kuning dan Bambu Petung Sang Penyelamat dan Pelindung

March24

TUGAS MATA KULIAH HERBA DAN PERDU

Dosen : Atus Syahbudin

Kayu dan bambu tidak bisa lepas dari kehidupan kami, karena kayu atau kayun berarti pikiran dan bambu atau tieng berarti tingkah (perilaku). Jadi, kami  tidak mungkin bisa hidup tanpa bambu.” (I Nengah Regig, Wakil Bendesa Iseh, Karangasem, Bali)

Salah satu filosofi tersebut menggambarkan betapa bermanfaatnya bambu bagi kehidupan umat manusia. Memang benar, semua bagian bambu dapat dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, hingga daun. Pemahaman saya tentang manfaat bambu semakin bertambah setelah mengikuti workshop Hasil Hutan Bukan Kayu dengan salah satu pokok pembahasannya adalah bambu. Workhop tersebut berlangsung di Bambu Nusa Verde dan BambuBos.

Sebagai masyarakat awam, bambu banyak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan. Gambar dibawah merupakan Kantor BambuBos yang berada di daerah Cebongan. Seluruh material yang digunakan untuk mendirikan bangunan tersebut berasal dari tanaman bambu.

1800241_1661001394175091_7574429290867932861_n

Kantor BambuBos yang berada di daerah Cebongan

Bambu yang banyak digunakan untuk konstruksi bangunan adalah Bambu Petung (Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne). Bambu jenis ini sangat mudah ditemui karena dapat tumbuh disemua jenis tanah. Pemanenan bambu dapat dilakukan pada umur 3 tahun dengan tinggi antara 20-30 m. Bambu Petung memiliki ketebalan dinding bambu yang sesuai untuk konstruksi bangunan sehingga bangunan yang dibuat akan kokoh dan lebih awet.

gotong-royong menghela rangka jembatan di Davao. (Andrea Fitrianto, 2011)

 

Selain terkenal kokoh, Bambu Petung juga memiliki tingkat kelenturan yang bagus sehingga mudah dibentuk. Sebagai contoh dalam pembuatan jembatan Davao. Jembatan Davao merupakan jembatan bambu modern pertama di Filipina yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat di sana dengan arahan dua teknisi dari BambuBos yaitu bapak Suyadi dan Sunarko.

Setelah membahas manfaat bambu yang umum digunakan masyarakat untuk material mendirikan tempat perlindungan, mari kita lihat manfaat lain bambu yang masih jarang digunakan. Manfaat tersebut adalah sebagai bahan baku obat.

Pada saat itu saya diberi kesempatan bertemu dengan bapak Kasmudjo, seseorang yang sangat menguasai seluk beluk bambu. Beliau memberi sedikit ilmunya kepada saya mengenai Pendayagunaan Bambu. Dari Beliau jugalah saya mengetahui manfaat dan khasiat yang luar biasa besarnya bagi tubuh manusia. Bambu tersebut adalah bambu kuning.

Biasanya bambu kuning banyak dijumpai di sekitar pekarangan rumah sebagai hiasan atau pagar saja.  Namun semakin berkembangnya teknologi, manusia melakukan explorasi terhadap bambu kuning untuk mengetahui manfaat lain yang dimiliki jenis bambu tersebut.

10260_1661041920837705_1294139523040234328_n

Rumpun Bambu Kuning di halaman kantor Bambu Nusa Verde Cangkringan

 

Bambu merupakan tanaman khas dari negeri China. Di daerah tersebut, penggunaan bambu sebagai tanaman obat sudah tidak asing lagi. Bambu Kuning digunakan untuk mengobati dan menyembuhkan infeksi karena ternyata memiliki kandungan potassium yang rendah kalori. Tidak hanya itu, Bambu kuning juga memiliki kandungan zat flavonoid, yang berfungsi sebagai obat penyakit lever. Menurut sinse Mochamad yusuf, ahli pengobatan Cina di Sukabumi, jawa barat, daun bambu yang ada di Indonesia dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai obat untuk meredakan asam urat. Denagn sering mengkonsumsi daun bambu, maka akadar asam yang terdapat di dalam tubuh menurun, dikarenakan kandungan zat pada daun bambunya yang kaya flavon. Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan dalam menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.

 

Dari beberapa manfaat yang telah di jelaskan diatas, sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bambu. Hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia dapat di permudah dengan bantuan bambu. Tidak ada alasan lagi untuk tidak bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan tanaman serbaguna tersebut. Dan kita sebagai manusia, seharusnya tidak hanya tau menggunakan saja tetapi juga harus tau bagaimana melestarikannya.

 

 Daftar Pustaka

Fitrianto, A. 2014. Arsitektur Rizoma. Tersedia di http://membacaruang.com/arsitektur-rizoma/. (22 Maret 2016).

Kasmudjo. 2013. Rotan dan Bambu (Kelapa, KElapa Sawit, Nipah, Sagu Potensi dan Daya Guna). Cakrawala Media. Yogyakarta.

SNI 8020:2014. Kegunaan bambu.  Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Yani, Ariefa Primair. 2014. Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah. Jurnal Gradien Vol.10 No. 2 Juli 2014 : 987-991.

http://www.bestbudidayatanaman.com/2014/01/Bambu-Kuning-Memiliki-Manfaat-dan-Khasiat-yang-Luar-Biasa.html (22 Maret 2016).

http://www.bambubos.com (22 Maret 2016).

 

 

 

 

 

 

Model Arsiteketur pohon Rauh pada Beberapa Jenis Tanaman sebagai Konservasi Tanah dan Air

March24

TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR POHON

Dosen :Atus Syahbudin

Erosi merupakan suatu proses terkikisnya tanah yang disebabkan oleh air, angin, gletser maupun gravitasi (Arsyad,2006). Untuk mengurangi atau menurunkan laju erosi dilakukan upaya konserAvasi sehingga mampu meningkatkan produktivitas lahan. Upaya konservasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mekanis dan vegetatif. Pengendalian secara vegetatif  dilakukan dengan bantuan tanaman karena mampu melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan.

Model arsitektur pohon sangat beragam dengan fungsi dan manfaat sendiri-sendiri tiap modelnya. Salah satu model arsitektur pohon adalah model rauh. Model ini memiliki ciri batang yang monopodial, pola pertumbuhan ritmik dan pola percabangan yang orthotropik. Bkebanyakan tumbuha berbiji memiliki model rauh terutama yang berada pada pegunungan daerah tropis. Moedel arsitektur pohon berhubungan erat dengan komponen konservasi tanah dan air.

Di Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango banyak ditemukan jenis Schima wallichii dan Altingia excelsa. Kedua jenis tersebut memiliki kerapatan yang tinggi yang sangat mendukung keberhasilan usaha konservasi di daerah tersebut. Aliran  batang  yang  terjadi  pada  tumbuhan  Rasamala  (A.  excelsa)  dengan model arsitektur Rauh merupakan faktor  yang paling berpengaruh terhadap terjadinya pengurangan erosi. Erosi pada arsitektur pohon model Rauh  tumbuhan S. wallichii  lebih besar dibandingkan model Rauh pada tumbuhan P. merkusii (Aththorick  2000).

Kemampuan   mengkonservasi   air dan  tanah dari  tumbuhan A. excelsa dan S.  wallichii   berkorelasi  dengan  pola  percabangan,  tipe  tajuk,  diameter batang, serta infiltrasi dari tanah habitatnya. Selain itu Terdapat  hubungan  positif  antara  parameter  curah  hujan,  curahan  tajuk, aliran  batang,  dan  aliran  permukaan  terhadap  erosi  pada  tumbuhan              A. excelsa dan S. wallichii  yang memiliki arsitektur pohon model Rauh di lokasi lahan terdegradasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.  Perbedaan  juga ditemui pada kemampuan  dalam mengkonservasi  air  dan  tanah  dari tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii  yang memiliki arsitektur pohon model Rauh  pada  lokasi  lahan  terdegradasi  di  Taman  Nasional  Gunung  Gede Pangrango.

Pada RPH Gambung KPH Bandung Selatan juga ditemukan model arsitektur pohon rauh dengan jenis pohon yang berbeda dengan pohon yang terdapat pada Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango. Jenis yang mendominasi wilayah tersebut adalah Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese. Pinus memiliki bentuk daun yang menyerupai jarum  (DJ)  dan batangnya beralur dalam,  sedangkan rasamala berdaun lebar (DL) dan berbatang licin.

Model Rauh berdaun lebar (DL) dan berbatang licin dari Rasamala (Altingia sp.) merupakan arsitektur pohon yang sangat baik untuk konservasi tanah dan air dibandingkan  dengan model Rauh berdaun jarum (DJ) dan batang yang beralur pada Pinus (Pinus sp.). Pohon pinus dapat digunakan sebagai jenis yang ditanam untuk konservasi tanah dan air asalkan mempertahankan tumbuhan bawah  dan teras bangku untuk memperkecil laju erosi.

 

 

Daftar Pustaka

 

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Aththorick,  TA.  2000.  Pengaruh  Arsitektur  Pohon  Model  Massart  dan  Rauh Terhadap  Aliran  Batang,  Curahan  Tajuk,  Aliran  Permukaan,  dan  Erosi  di Hutan  Pendidikan  Gunung  Walat  Sukabumi.  [tesis].  Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nuraeni E. 2012. Kajian Arsitektur  Pohon Model Rauh dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Jenis  Altingia excelsa Noronha  dan  Schima  wallichii    (DC.) Korth  di  Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Tesis). Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ainilah S R, 2011. Korelasi Arsitektur Pohon Model Rauh dari Jenis Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese dengan Konservasi Tanah dan Air  di Area PHBM  yang Ditanami Coffea arabica L. RPH Gambung KPH Bandung Selatan (Tesis). Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

 

 

 

Hello world!

March18

Welcome to Wadah Aspirasi, Kreasi dan Catatan Harian Aktivitas Mahasiswa UGM. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!