Model Arsiteketur pohon Rauh pada Beberapa Jenis Tanaman sebagai Konservasi Tanah dan Air
TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR POHON
Dosen :Atus Syahbudin
Erosi merupakan suatu proses terkikisnya tanah yang disebabkan oleh air, angin, gletser maupun gravitasi (Arsyad,2006). Untuk mengurangi atau menurunkan laju erosi dilakukan upaya konserAvasi sehingga mampu meningkatkan produktivitas lahan. Upaya konservasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mekanis dan vegetatif. Pengendalian secara vegetatif dilakukan dengan bantuan tanaman karena mampu melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan.
Model arsitektur pohon sangat beragam dengan fungsi dan manfaat sendiri-sendiri tiap modelnya. Salah satu model arsitektur pohon adalah model rauh. Model ini memiliki ciri batang yang monopodial, pola pertumbuhan ritmik dan pola percabangan yang orthotropik. Bkebanyakan tumbuha berbiji memiliki model rauh terutama yang berada pada pegunungan daerah tropis. Moedel arsitektur pohon berhubungan erat dengan komponen konservasi tanah dan air.
Di Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango banyak ditemukan jenis Schima wallichii dan Altingia excelsa. Kedua jenis tersebut memiliki kerapatan yang tinggi yang sangat mendukung keberhasilan usaha konservasi di daerah tersebut. Aliran batang yang terjadi pada tumbuhan Rasamala (A. excelsa) dengan model arsitektur Rauh merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya pengurangan erosi. Erosi pada arsitektur pohon model Rauh tumbuhan S. wallichii lebih besar dibandingkan model Rauh pada tumbuhan P. merkusii (Aththorick 2000).
Kemampuan mengkonservasi air dan tanah dari tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii berkorelasi dengan pola percabangan, tipe tajuk, diameter batang, serta infiltrasi dari tanah habitatnya. Selain itu Terdapat hubungan positif antara parameter curah hujan, curahan tajuk, aliran batang, dan aliran permukaan terhadap erosi pada tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii yang memiliki arsitektur pohon model Rauh di lokasi lahan terdegradasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Perbedaan juga ditemui pada kemampuan dalam mengkonservasi air dan tanah dari tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii yang memiliki arsitektur pohon model Rauh pada lokasi lahan terdegradasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Pada RPH Gambung KPH Bandung Selatan juga ditemukan model arsitektur pohon rauh dengan jenis pohon yang berbeda dengan pohon yang terdapat pada Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango. Jenis yang mendominasi wilayah tersebut adalah Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese. Pinus memiliki bentuk daun yang menyerupai jarum (DJ) dan batangnya beralur dalam, sedangkan rasamala berdaun lebar (DL) dan berbatang licin.
Model Rauh berdaun lebar (DL) dan berbatang licin dari Rasamala (Altingia sp.) merupakan arsitektur pohon yang sangat baik untuk konservasi tanah dan air dibandingkan dengan model Rauh berdaun jarum (DJ) dan batang yang beralur pada Pinus (Pinus sp.). Pohon pinus dapat digunakan sebagai jenis yang ditanam untuk konservasi tanah dan air asalkan mempertahankan tumbuhan bawah dan teras bangku untuk memperkecil laju erosi.
Daftar Pustaka
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Aththorick, TA. 2000. Pengaruh Arsitektur Pohon Model Massart dan Rauh Terhadap Aliran Batang, Curahan Tajuk, Aliran Permukaan, dan Erosi di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nuraeni E. 2012. Kajian Arsitektur Pohon Model Rauh dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Jenis Altingia excelsa Noronha dan Schima wallichii (DC.) Korth di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Ainilah S R, 2011. Korelasi Arsitektur Pohon Model Rauh dari Jenis Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese dengan Konservasi Tanah dan Air di Area PHBM yang Ditanami Coffea arabica L. RPH Gambung KPH Bandung Selatan (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.