arifa.dewi.d's

Diary of A Young Forester

Model Arsiteketur pohon Rauh pada Beberapa Jenis Tanaman sebagai Konservasi Tanah dan Air

March24

TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR POHON

Dosen :Atus Syahbudin

Erosi merupakan suatu proses terkikisnya tanah yang disebabkan oleh air, angin, gletser maupun gravitasi (Arsyad,2006). Untuk mengurangi atau menurunkan laju erosi dilakukan upaya konserAvasi sehingga mampu meningkatkan produktivitas lahan. Upaya konservasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mekanis dan vegetatif. Pengendalian secara vegetatif  dilakukan dengan bantuan tanaman karena mampu melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan.

Model arsitektur pohon sangat beragam dengan fungsi dan manfaat sendiri-sendiri tiap modelnya. Salah satu model arsitektur pohon adalah model rauh. Model ini memiliki ciri batang yang monopodial, pola pertumbuhan ritmik dan pola percabangan yang orthotropik. Bkebanyakan tumbuha berbiji memiliki model rauh terutama yang berada pada pegunungan daerah tropis. Moedel arsitektur pohon berhubungan erat dengan komponen konservasi tanah dan air.

Di Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango banyak ditemukan jenis Schima wallichii dan Altingia excelsa. Kedua jenis tersebut memiliki kerapatan yang tinggi yang sangat mendukung keberhasilan usaha konservasi di daerah tersebut. Aliran  batang  yang  terjadi  pada  tumbuhan  Rasamala  (A.  excelsa)  dengan model arsitektur Rauh merupakan faktor  yang paling berpengaruh terhadap terjadinya pengurangan erosi. Erosi pada arsitektur pohon model Rauh  tumbuhan S. wallichii  lebih besar dibandingkan model Rauh pada tumbuhan P. merkusii (Aththorick  2000).

Kemampuan   mengkonservasi   air dan  tanah dari  tumbuhan A. excelsa dan S.  wallichii   berkorelasi  dengan  pola  percabangan,  tipe  tajuk,  diameter batang, serta infiltrasi dari tanah habitatnya. Selain itu Terdapat  hubungan  positif  antara  parameter  curah  hujan,  curahan  tajuk, aliran  batang,  dan  aliran  permukaan  terhadap  erosi  pada  tumbuhan              A. excelsa dan S. wallichii  yang memiliki arsitektur pohon model Rauh di lokasi lahan terdegradasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.  Perbedaan  juga ditemui pada kemampuan  dalam mengkonservasi  air  dan  tanah  dari tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii  yang memiliki arsitektur pohon model Rauh  pada  lokasi  lahan  terdegradasi  di  Taman  Nasional  Gunung  Gede Pangrango.

Pada RPH Gambung KPH Bandung Selatan juga ditemukan model arsitektur pohon rauh dengan jenis pohon yang berbeda dengan pohon yang terdapat pada Taman Nasional Gunung Gedhe Pangrango. Jenis yang mendominasi wilayah tersebut adalah Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese. Pinus memiliki bentuk daun yang menyerupai jarum  (DJ)  dan batangnya beralur dalam,  sedangkan rasamala berdaun lebar (DL) dan berbatang licin.

Model Rauh berdaun lebar (DL) dan berbatang licin dari Rasamala (Altingia sp.) merupakan arsitektur pohon yang sangat baik untuk konservasi tanah dan air dibandingkan  dengan model Rauh berdaun jarum (DJ) dan batang yang beralur pada Pinus (Pinus sp.). Pohon pinus dapat digunakan sebagai jenis yang ditanam untuk konservasi tanah dan air asalkan mempertahankan tumbuhan bawah  dan teras bangku untuk memperkecil laju erosi.

 

 

Daftar Pustaka

 

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Aththorick,  TA.  2000.  Pengaruh  Arsitektur  Pohon  Model  Massart  dan  Rauh Terhadap  Aliran  Batang,  Curahan  Tajuk,  Aliran  Permukaan,  dan  Erosi  di Hutan  Pendidikan  Gunung  Walat  Sukabumi.  [tesis].  Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nuraeni E. 2012. Kajian Arsitektur  Pohon Model Rauh dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Jenis  Altingia excelsa Noronha  dan  Schima  wallichii    (DC.) Korth  di  Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Tesis). Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ainilah S R, 2011. Korelasi Arsitektur Pohon Model Rauh dari Jenis Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese dengan Konservasi Tanah dan Air  di Area PHBM  yang Ditanami Coffea arabica L. RPH Gambung KPH Bandung Selatan (Tesis). Bogor:  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

 

 

 

Email will not be published

Website example

Your Comment: